PA SITUBONDO MENGIKUTI PEMANTAUAN HILAL PENENTUAN AWAL BULAN DZULHIJJAH 1446 H
Wakil Ketua Pengadilan Agama Situbondo turut serta dalam pemantauan hilal untuk menentukan awal bulan Dzulhijjah 1446 H pada Selasa, 27 Mei 2025. Kegiatan ini dipusatkan di Pelabuhan Kalbut, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, dan diikuti oleh berbagai elemen masyarakat serta perwakilan instansi terkait. Pemantauan hilal merupakan agenda rutin menjelang penetapan awal bulan Hijriah, khususnya untuk menentukan hari raya Idul Adha. Ketua Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kabupaten Situbondo, Irfan Hilmi, menjelaskan bahwa pengamatan kali ini tidak berhasil menemukan hilal.
"Di Kabupaten Situbondo tidak berhasil, karena memang dari segi ketinggian sebenarnya masuk kategori belum imkanur rukyah, kan tidak mencapai 1 derajat 28 menit," ujar Irfan Hilmi. Ia menambahkan bahwa kondisi langit di Situbondo pada saat itu cukup gelap dan waktu pengamatan sangat singkat. Irfan Hilmi menuturkan bahwa waktu pengamatan hilal di Situbondo hanya berlangsung sekitar tiga menit setelah matahari terbenam. "Dari segi waktu juga kita singkat sekali, hanya 3 menit. Fakta alam di sebelah barat juga cukup gelap, sehingga menyulitkan bagi kita untuk teramati," jelasnya.
Faktor cuaca dan fenomena astronomi menjadi kendala utama dalam proses pengamatan kali ini. Meski begitu, Irfan tetap optimis bahwa di daerah lain di Indonesia, terutama wilayah barat seperti Aceh, kemungkinan besar bisa berhasil mengamati hilal. Ia menjelaskan bahwa Aceh memiliki ketinggian hilal yang lebih tinggi dibandingkan wilayah Timur Indonesia. "Kita berharap di Aceh yang ketinggiannya 3 derajat bisa berhasil. Kalau besok tidak berhasil, maka besar kemungkinan Indonesia 1 Dzulhijjahnya lusa," katanya.
Pemantauan hilal untuk penentuan awal Dzulhijjah 1446 H dilakukan secara serentak di 114 titik di seluruh Indonesia, sesuai arahan Kementerian Agama (Kemenag). Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari lembaga pemerintah, organisasi masyarakat, hingga pakar astronomi. Sidang isbat yang digelar di Kantor Kemenag, Jakarta, menjadi forum untuk membahas hasil pengamatan hilal dari seluruh daerah. Hasil sidang isbat ini akan menjadi dasar penetapan awal bulan Hijriah dan penentuan Hari Raya Idul Adha. Irfan menegaskan bahwa setiap klaim pengamatan hilal harus melalui proses validasi ilmiah yang ketat. "Biasanya di sidang isbat ada proses validasi. Pertama dilihat ketinggian, kemudian yang kedua jarak matahari dengan bulan," ujarnya.